Wednesday, 8 August 2012

WELCOME AUGUST - Ketika Hati Bicara -

Hai guys, apa kabar? 
Baik-baik saja kan?
Agustus memang sudah menginjak hari kedelapan.
Sudah puasa keberapa yah? Lupa...

Gue sudah mulai sibuk nih, sibuk banget, sibuk mengurus hati. Enggak... enggak... bukan mengurus hati. Ada pekerjaan yang belum bisa gue tinggalkan, terutama pada tanggal 12 Agustus 2012 ini.

Hari ini gue mau bahas.. Gue bingung mau bahas apa.
Sepertinya gue mau bahas soal hati saja mungkin yah.

Hati...
Sebagai Duta Tuna-Asmara yang sebentar lagi pensiun, gue mengerti banyak tentang yang namanya hati. Gue punya prinsip Follow Your Heart, apapun kondisinya, apapun keadaannya.

Ketika gue dalam masalah, gue juga menggunakan hati. Jangankan dalam menghadapi masalah, dalam menghadapi ujian saja gue masih pakai hati.

Sebagai contoh, tahun 2011 lalu gue lolos di SNPMTN, orang-orang menganggap gue hebat dan pintar, tapi apa sih yang gue lakukan? Tidak ada. Gue hanya berdoa pada Tuhan, minta petunjuk, dan dalam menjawab setiap soal, gue selalu mengandalkan Tuhan dengan mengikuti hati gue. Begitu pula saat gue diterima di SNMPTN 2012, gue berkata pada teman gue si Lora, gue bilang ke dia Follow Your Heart Lor!! Dan apa yang terjadi? Dia dan gue lolos di SNMPTN 2012. Ketika gue mencoba salah satu sekolah tinggi kedinasan bersama salah satu teman SMA gue (sebut saja dia Mawar) gue bilang ke si Mawar untuk mengikuti kata hatinya, tapi dia tidak mau, dan yang terjadi apa? Gue lolos namun Mawar tidak.

Bukan mau sombong, tapi gue merasa Tuhan bekerja dalam hati kecil gue. Gue rasa semua orang masih punya hati kecil. Gue selalu mengutamakan hati.

Ketika UAS susulan, hati gue hancur berkeping-keping mendengar sahabat gue sejak dari pesmab mau pindah ke ekstensi, apa yang terjadi? Gue pun tidak bisa mengerjakan soal UAS dengan benar. Gue gak tahu apa yang gue tulis dalam lembar jawaban, gue rasa itu gue lagi curhat sama dosennya atau mungkin gue malah nulis ulang soalnya? Entahlah gue lupa. Jikalau gue harus mengulang mata kuliah tertentu, gue terima, gue siap dengan semua konsekuensi dari semua perbuatan gue. Salah gue, iya salah gue, bukan salah teman gue yang mau pindah. Salah gue yang gak bisa mengatur hati gue. 

Ketika hati dan otak tidak bersatu, gue pasti lebih memilih HATI.

Itulah yang terjadi saat gue dilema memilih perguruan tinggi. Saat ini gue kuliah di salah satu universitas swasta, sementara gue diterima di PTN lewat SNMPTN tahun ini. Tapi apa yang terjadi? Gue bingung, hati gue lebih memilih universitas swasta itu, bukan PTN. Semua orang menyalahkan gue. Semua orang menganggap gue bodoh dan menyalahkan gue. 

Inilah hidup guys, penuh dengan pilihan. Gue sudah berkata, gue akan selalu mengikuti kata hati kecil gue, dan yap... gue memilih hati gue, gue meninggalkan PTN itu. Saya, Swisca, melalui post ini meminta maaf kepada semua orang yang sudah kecewa karena perbuatan saya yang sudah menyia-nyiakan kesempatan ini, tapi percayalah, akan ada ganti yang lebih besar dari itu yang akan saya berikan pada kalian. Saya akan menjadi seseorang yang lebih hebat, yang lebih besar nantinya. TRUST ME!!

Tidak akan ada yang sia-sia dalam hidup ini. Saat ini yang dapat saya lakukan bukanlah menyesali keputusan itu, tapi saya akan memperbaiki kesalahan itu. Akan ada sebuah gebrakan besar nantinya. Tenang!

Mungkin itulah hati. Untuk hati dalam dunia percintaan, gue juga hmmm....

Hati, ketika hati sudah berbicara, apalah yang bisa dilakukan? Tidak ada. Ketika kita sudah jatuh hati kepada seseorang, apapun pasti akan kita lakukan. 

Saat ini memang gue sedang jatuh hati. Jatuh hati pada pria yang tidak jatuh hati pada gue. Iya bertepuk sebelah tangan. Tapi, inilah hati. Mungkin orang berkata, melihat orang yang kita cintai bahagia bersama pilihannya sudah membuat kita bahagia. Tapi itu cuma teori kawan. Tidak lebih dari sekedar teori. Tidak percaya? Rasakan ketika kamu mengalaminya.

Tapi, inilah perjuangan. Perjuangan hati ketika melihat dia mencintai oranglain dan tidak pernah sadar bahwa dia masih punya gue yang setidaknya masih mau dianggap sebagai sahabat. Kenapa gue lebih memilih dianggap sahabat? Karena mungkin ada kata mantan pacar, tetapi mantan sahabat? Tidak ada.

So, berhati-hatilah menggunakan hati, jangan berikan hati pada orang yang salah. Sekali memberikan hati pada orang yang salah, selamanya sakit itu akan terasa. Obat untuk luka fisik memang sudah ada, tapi untuk luka di hati? Belum ada.

Gunakan hatimu, jangan ikuti egomu!

- SYBS - 

No comments:

Post a Comment