Tuesday, 28 August 2012

Kala Sahabat Berubah Jadi Cinta

Selamat hari ulangtahun, mantan sahabatku.
Semoga kamu baik-baik saja di sana.

Dulu, ketika gue berada di kelas XI di salah satu SMA negeri di Jawa Barat, gue punya sahabat. Sebut saja dia X. Si X ini adalah seorang pria tampan, baik hati, ramah, pintar dan pandai menyanyi.

Si X ini, punya wajah seperti orang Jepang. Tinggi, putih bersih dan pokoknya tampanlah.

Gue sama dia bersahabatan sudah lama, hingga akhirnya gue jatuh cinta sama dia. Iya, ini salah gue. Kita sudah berkomitmen untuk menjadi sahabat, tapi entah mengapa gue malah jatuh hati padanya.

Si X itu adalah sumber inspirasi gue. Ada cerpen gue yang terinspirasi dari dia. Selama gue menjabat sebagai fotografer, si X adalah model pertama gue.

Gue sayang banget sama dia. Setiap hari gue teleponan sama dia, tiada hari tanpa nyanyian dia. Hingga akhirnya dia jatuh cinta.

Jatuh cinta, tapi bukan sama gue. Perempuan itu sering dia ceritakan, tapi dia selalu menceritakan keburukannya. Sebagai sahabat, gue gak mau sahabat gue salah memilih. Sampai akhirnya gue tidak menyetujui hubungan mereka.

Apa yang terjadi? Mungkin gue cemburu. Mungkin. Tapi ternyata tidak. Ketahuilah, gue sangat mengagumi dia sebagai seorang sahabat walau mungkin gue pernah jatuh hati sama dia.

Kata-kata dari dia yang selalu gue ingat "Mungkin ada mantan pacar, tapi tidak akan ada mantan sahabat".

Tapi apa yang terjadi?

Kita adalah mantan sahabat. Entah mengapa persahabat kita rusak. Gue juga merasa salah, tapi di sisi lain gue merasa gue benar. Gue hanya ingin dia tidak salah memilih saja.

Selamat ulangtahun yang ke-20.
SMS lo waktu lebaran itu benar-benar nyakitin hati gue loh.
Gue yakin, kelak lo bakal ngerti apa maksud gue.
Walau lo sekarang adalah mantan sahabat gue.
Good bye :(

Sekarang gue sadar, kalau persahabatan itu sebaiknya tidak dinodai dengan yang namanya cinta. Tanpa pamrih untuk saling meminta hubungan yang lebih. Kelak, gue akan menemukan sahabat yang lebih istimewa dari anda.

Sunday, 19 August 2012

Dear Arya

Minggu ini benar-benar membuatku jenuh. Arya, seandainya kamu tahu apa yang aku rasakan saat ini, seandainya kamu berada di sini saat ini.

Arya, aku diterima di salah satu sekolah tinggi negeri. Hanya itu yang bisa aku sampaikan. Bukan di jurusan kedokteran, tetapi manajemen bisnis industri. Aku ragu, Arya. Sama ragunya ketika aku harus menyia-nyiakan UIN Jakarta untuk Unindra. Aku khawatir Arya.

Aku tahu, kampus baruku ini akan membawaku pada masa depan yang lebih indah, tetapi entah mengapa, saat ini aku berfikir untuk menjadi seorang dosen.

Aku baru tahu, bahwa salah satu penulis berbakat, yang novelnya sering di film-kan, tidak lain adalah seorang dokter, dosen, dan penulis. Aku mau seperti beliau, Arya.

Aku ingin menjadi seorang dosen, penulis, dan aktris. Tetap menjadi aktris, seperti yang kamu banggakan dari aku.

Tahun ini aku cuti dari pekerjaanku itu, aku hanya mengambil peran kecil, karena apa? Karena untuk siapa aku bekerja? Hanya untukmu, hanya kamu yang bangga dengan itu.

Aku sudah memutuskan akan menjadi apa kelak aku nanti. Saat ini, aku hanya ingin fokus pada studiku. Aku tidak mau menyia-nyikan semua uang yang sudah tercurah untukku. Saat ini, aku sedang mencari pekerjaan. Bukan... bukan pekerjaan seperti dulu, namun menjadi seorang penulis freelance. Hanya itu yang bisa aku lakukan. Mengapa? Karena saat ini aku kuliah di sua tempat.

Saat ini, aku hanya ingin cepat-cepat menyelesaikan studiku di kedua tempat itu. Aku ingin secepatnya menyandang gelar S.Pd. Mengapa S.Pd.? Karena aku lebih dahulu kuliah di Unindra, maka aku ingin agar Unindra yang lebih dahulu lulus. Lalu, setelah itu aku menyandang gelar S.S.T.

Selepasnya aku menyandang gelar S.Pd, aku berniat melanjutkan S2, tapi aku bingung, apa yang mau aku ambil? Entah mengapa aku tidak diterima di jurusan sastra Indonesia saja, karena aku akan langsung mengambil magister jurusan sastra Indonesia pula.

Aku ragu Arya, aku terlalu ragu untuk mengambil magister pada jurusan matematika. Mengapa? Berat. Sangat berat berada pada jurusan itu. Tapi, aku tetaplah Swisca yang tidak akan pernah menyerah pada apapun juga.

Saat ini, aku hanya ingin agar aku bisa membagi waktuku. Aku ingin agar aku bisa menyelesaikan semuanya tepat waktu, sama seperti Kak Arum yang mendapat gelar S.Sos. dan S.Pd. meski hanya ngaret satu tahun.

Aku beruntung, papaku menyuruh untuk melanjutkan Unindra, aku sangat bersyukur Arya. hatiku kini berada pada Unindra, mungkin hanya karena aku sedang dalam zona nyaman. tetapi aku yakin, aku akan menyandang kedua gelar itu tepat waktu. Swisca Yolanda S.Pd., S.S.T.

Untuk saat ini, aku belum memikirkan pacar, karena untukku, selagi aku masih muda, aku akan memanfaatkan waktuku untuk sesuatu yang berguna. Aku ingin mulai meniti karierku. Aku ingin meraih segalanya. Segala yang ku impikan, segala yang aku cita-citakan.

Terimakasih sayang....

Your beloved
-Swisca-

Tuesday, 14 August 2012

Terimakasih R2F

Semester dua memang sudah berlalu, semester terindah sekaligus termelelahkan untuk gue. Semester yang penuh warna, penuh suka duka dan sebagainya.

Ditinggal sang pemimpin, Pak Ketu si Mances, ternyata tidak membuat R2F terhambat, Bu Ketu Arun memang bagus sekali untuk menggantikan kepemimpinan Mances.

Di 2F, banyak sekali suka duka yang sudah terlalui... :)

Oke.. oke.. mungkin pada bingung mengapa gue menulis post seperti ini di sini. Mungkin  beberapa orang sudah tahu alasannya, tapi gue yakin kalau beberapa atau sebagian besar lagi belum tahu tentang hal ini.

Yup, gue sudah menyia-nyiakan banyak hal dalam hidup gue. PTN dan PTK sudah banyak yang gue tinggalkan demi kampus kita tercinta. Gue sadar, gue sudah membuat beberapa orang kecewa, dan kali ini gue tidak mau lagi membuat mereka kecewa.

Maksud gue adalah, gue hanya ingin memeberi tahu bahwa gue dinyatakan diterima di salah satu sekolah  tinggi di bawah naungan salah satu kementrian di Indonesia ini. Sebentar lagi mama gue ulangtahun, gue gak mungkin membuat beliau kecewa. Di 17 Agustus nanti, ketika mamaku ulangtahun, gue gak mau membuat kekecewaan. So, gue menerima kampus baru gue itu dengan senang hati.

Gue masih memikirkan nasib kampus lama gue. Gue gak mau ninggalin. Iya, gue jatuh hati sama kampus itu. Ehem. maksud gue, entah mengapa gue mulai jatuh hati dengan matematika. FYI guys, setiap kali gue test penerimaan mahasiswa/i baru, gue cuma semangat mengerjakan matematika.

Kampus kita telah mengubah hidup gue, yang tadinya "gue benci matematika" sekarang menjadi "peluk matematika {}"

Sejuta Cinta di bulan Juli, bulan penuh kenangan sekaligus bulan penuh masalah untuk gue. Di saat awal Juli gue sakit, maag gue kumat namun puncaknya adalah Minggu yang ternyata hari Seninnya adalah UAS bahasa Indonesia dan filsafat MIPA. Skakmatlah hidup gue. Gue mengandalkan sekali nilai matakuliah filsafat, iya gue pengen nilai mata kuliah yang satu itu minimal A- lah, ternyata gue gak nyangka, mungkin belum jodoh sama mata kuliah itu.

Lalu, perpisahan dengan mata kuliah bahasa, hal yang gak pernah gue jumpai di matkul lainnya. hahaha... Foto dan serita lainnya klik di sini kalau kamu mau baca!!!



Mata kuliah kesukaan gue, komputer dengan aslab kece idola beberapa perempuan di kelas kita, mata kuliah yang masuk pukul 9.10. Gue pernah bela-belain masuk kuliah padahal gue bangun pukul 8.20 cuma demi melihat senyuman aslab kece kita. Beliau itu punya senyuman maut yang bisa mencuri hati siapapun, termasuk gue. Sekali senyum, beeuuhhh berasa lagi main film India gue, angin berhembus, rambut beterbangan *stop... stop... stop...!!!!*


Mau nulis di papan tulis saja ada gayanya.

PS: barang siapa memiliki foto bersama Bapak Kece, tolong kabari saya!

Mungkin hanya itu yang berkesan. So, yang mau gue sampaikan adalah...... *jeng jeng jeng*

Bye-bye R2F.. Semoga kita akan sering bertemu. 

R2F kini sudah tanpa beberapa orang, ditinggalkan oleh beberapa penghuninya. Tapi jangan sedih, beberapa bulan di awal ini, gue mecoba untuk duet maut antara Matematika dengan Manajemen Bisnis Industri. Gue heran, nyambung gak sih???

Awalnya gue memang sudah berfikir untuk duet, tetapi antara Pendidikan Matematika dengan Bahasa Indonesia, namun apa boleh buat, Tuhan memilihkan Ilmu Pemerintahan Brawijaya untuk gue dan gue pun menolaknya. Dan saat ini, berhubung kampus baru gue masih di Jakarta, dan berhubung semsester tiga kita mata kuliah dan SKS nya sedikit, berbekal ilmu yang diberi oleh kakak kelas gue di Jurnalistik ketika SMA yang ternyata mampu lulus dari dua kampus dengan jurusan yang bertolak belakang dengan tepat waktu, gue pun memberanikan diri untuk mencoba. So, berhubung kampus lama dan baru gue itu sama-sama bersistem paket untuk SKSnya, maka gue memilih untuk memprioritaskan kampus baru gue.

Alasannya singkat, di kampus kita, kuliah bisa ikut kelas terbang, sementara di kampus baru gue? Gue belum tahu -____- hehehe. Jadi, gue akan berusaha sekuat hati demi memepertahankan matematika gue, karena apa? Gue juga enggak ngerti. Maka doakan aku yah untuk bisa bertahan. Kakak kelas gue saja bisa, masa gue enggak.

Sempat terfikir untuk cuti sih langsung cuti empat semester malah maunya, tapi karena cuma 7 mata kuliah, dan gue rasa gue bisa, gue berfikir untuk membatalkan cuti. Cuti akan gue ambil ketika gue benar-benar gak sanggup lagi di kampus kita. So, gue cinta kalian semua. :*

-kecup manis-

-Swisca-



Wednesday, 8 August 2012

WELCOME AUGUST - Ketika Hati Bicara -

Hai guys, apa kabar? 
Baik-baik saja kan?
Agustus memang sudah menginjak hari kedelapan.
Sudah puasa keberapa yah? Lupa...

Gue sudah mulai sibuk nih, sibuk banget, sibuk mengurus hati. Enggak... enggak... bukan mengurus hati. Ada pekerjaan yang belum bisa gue tinggalkan, terutama pada tanggal 12 Agustus 2012 ini.

Hari ini gue mau bahas.. Gue bingung mau bahas apa.
Sepertinya gue mau bahas soal hati saja mungkin yah.

Hati...
Sebagai Duta Tuna-Asmara yang sebentar lagi pensiun, gue mengerti banyak tentang yang namanya hati. Gue punya prinsip Follow Your Heart, apapun kondisinya, apapun keadaannya.

Ketika gue dalam masalah, gue juga menggunakan hati. Jangankan dalam menghadapi masalah, dalam menghadapi ujian saja gue masih pakai hati.

Sebagai contoh, tahun 2011 lalu gue lolos di SNPMTN, orang-orang menganggap gue hebat dan pintar, tapi apa sih yang gue lakukan? Tidak ada. Gue hanya berdoa pada Tuhan, minta petunjuk, dan dalam menjawab setiap soal, gue selalu mengandalkan Tuhan dengan mengikuti hati gue. Begitu pula saat gue diterima di SNMPTN 2012, gue berkata pada teman gue si Lora, gue bilang ke dia Follow Your Heart Lor!! Dan apa yang terjadi? Dia dan gue lolos di SNMPTN 2012. Ketika gue mencoba salah satu sekolah tinggi kedinasan bersama salah satu teman SMA gue (sebut saja dia Mawar) gue bilang ke si Mawar untuk mengikuti kata hatinya, tapi dia tidak mau, dan yang terjadi apa? Gue lolos namun Mawar tidak.

Bukan mau sombong, tapi gue merasa Tuhan bekerja dalam hati kecil gue. Gue rasa semua orang masih punya hati kecil. Gue selalu mengutamakan hati.

Ketika UAS susulan, hati gue hancur berkeping-keping mendengar sahabat gue sejak dari pesmab mau pindah ke ekstensi, apa yang terjadi? Gue pun tidak bisa mengerjakan soal UAS dengan benar. Gue gak tahu apa yang gue tulis dalam lembar jawaban, gue rasa itu gue lagi curhat sama dosennya atau mungkin gue malah nulis ulang soalnya? Entahlah gue lupa. Jikalau gue harus mengulang mata kuliah tertentu, gue terima, gue siap dengan semua konsekuensi dari semua perbuatan gue. Salah gue, iya salah gue, bukan salah teman gue yang mau pindah. Salah gue yang gak bisa mengatur hati gue. 

Ketika hati dan otak tidak bersatu, gue pasti lebih memilih HATI.

Itulah yang terjadi saat gue dilema memilih perguruan tinggi. Saat ini gue kuliah di salah satu universitas swasta, sementara gue diterima di PTN lewat SNMPTN tahun ini. Tapi apa yang terjadi? Gue bingung, hati gue lebih memilih universitas swasta itu, bukan PTN. Semua orang menyalahkan gue. Semua orang menganggap gue bodoh dan menyalahkan gue. 

Inilah hidup guys, penuh dengan pilihan. Gue sudah berkata, gue akan selalu mengikuti kata hati kecil gue, dan yap... gue memilih hati gue, gue meninggalkan PTN itu. Saya, Swisca, melalui post ini meminta maaf kepada semua orang yang sudah kecewa karena perbuatan saya yang sudah menyia-nyiakan kesempatan ini, tapi percayalah, akan ada ganti yang lebih besar dari itu yang akan saya berikan pada kalian. Saya akan menjadi seseorang yang lebih hebat, yang lebih besar nantinya. TRUST ME!!

Tidak akan ada yang sia-sia dalam hidup ini. Saat ini yang dapat saya lakukan bukanlah menyesali keputusan itu, tapi saya akan memperbaiki kesalahan itu. Akan ada sebuah gebrakan besar nantinya. Tenang!

Mungkin itulah hati. Untuk hati dalam dunia percintaan, gue juga hmmm....

Hati, ketika hati sudah berbicara, apalah yang bisa dilakukan? Tidak ada. Ketika kita sudah jatuh hati kepada seseorang, apapun pasti akan kita lakukan. 

Saat ini memang gue sedang jatuh hati. Jatuh hati pada pria yang tidak jatuh hati pada gue. Iya bertepuk sebelah tangan. Tapi, inilah hati. Mungkin orang berkata, melihat orang yang kita cintai bahagia bersama pilihannya sudah membuat kita bahagia. Tapi itu cuma teori kawan. Tidak lebih dari sekedar teori. Tidak percaya? Rasakan ketika kamu mengalaminya.

Tapi, inilah perjuangan. Perjuangan hati ketika melihat dia mencintai oranglain dan tidak pernah sadar bahwa dia masih punya gue yang setidaknya masih mau dianggap sebagai sahabat. Kenapa gue lebih memilih dianggap sahabat? Karena mungkin ada kata mantan pacar, tetapi mantan sahabat? Tidak ada.

So, berhati-hatilah menggunakan hati, jangan berikan hati pada orang yang salah. Sekali memberikan hati pada orang yang salah, selamanya sakit itu akan terasa. Obat untuk luka fisik memang sudah ada, tapi untuk luka di hati? Belum ada.

Gunakan hatimu, jangan ikuti egomu!

- SYBS -