Sayang... selamat hari Valentine ya...
Halah, ucapan basi macam itu seharusnya bukan hanya ada di 14 Februari saja (Swisca, 19 tahun, duta tuna asmara)
Ya... ya... ya...
Ternyata sudah lama juga yah gue enggak nge-blog. *ambil sapu* *bersihin sarang laba-laba*
Minggu ini, minggu di mana gue resmi meninggalkan R3F atau calon R4F Universitas swasta yang kurang ternama di suatu daerah Indonesia.
Gue resmi berganti status. Horeee
Lantas, apa hubungannya dengan Valentine? Ada. Tenang gue mau cerita.
Jadi, hari itu. Hari kesekian minggu atau entah apalah itu, hari itu gue masih menunggu dosen dan petinggi kampus untuk keputusan dari pengajuan gue keluar dari kelas dan program tersebut.
Yap, gue enggak tahu seberapa sibuknya beliau. Lima hari sudah gue dan teman-teman gue menunggu beliau.
Lantas, karena tak kunjung mendapat kabar bahagia atau kabar duka cita, gue pun berinisiatif untuk mengajak teman-teman gue untuk nyatronin langsung orang yang dimaksud.
Gue pun janjian bersama teman-teman gue, di kampus, pukul 6.00 pagi. Oh God, pagi sekali. Ya, karena kata satpam, beliau itu sangat sibuk, selalu keluar kampus, dan datang terkadang hanya menitipkan vespanya. Dengan berat hati pun, gue berangkat.
Pukul 5.00 gue berangkat. Apa yang terjadi saudara-saudari? GUE ENGGAK MANDI. yap. Hari itu tepat 14 Februari. Hari di mana semua orang merayakan hari Valentine, sedangkan gue? Ke kampus pukul 5.00, tidak mandi, dan JOMBLO.
Gue pun bertemu dengan orang yang dimaksud. Lalu, beliau menyuruh bawahannya untuk menangani kami. yak, cekcok pun terjadi. Bawahannya itu sangat menyebalkan. Dia selalu ingin kami agar tidak mendapatkan apa yang kami mau. Padahal, Wadek sudah memberi izin tentang apa yang kami mau. Lantas, karena dia tidak percaya, karena dia menyangka kami semua berbohong, dia pun menelepon Wadek. Dan apa yang terjadi? Wadek menyetujuinya.
Dalam hati gue berkata "MAMPUS LO ***! SO KAMPRET YOU ARE! MAU BERAPA LAMA LAGI LO PENDING-PENDING GUE? MAU NUNGGU SAMPE KAPAN GUE? SAMPE GUE LUMUTAN?"
Namun, gue masih menahan emosi gue. Namun, ada sesuatu yang gue lupa, sesuatu yang membuat gue bertengkar dengan orang itu karena dia lagi-lagi seakan menahan.
Sebelumnya, dengan orang berbeda di bagian yang sama, dengan ketus dia langsung menolak kami, dan gue pun menceritakan kepada orang yang sedang berhadapan denganku ini. Dan dia lagi-lagi berkelit. Karena memang emosi sudah memuncak, gue pun marah-marah. Lantas, kami mendapatkan apa yang kami mau. Dia pun berkata "Maaf ya, kami bukan mempersulit", dan hati gue berkata "Gapapa, iya, bukan dipersulit, cuma nyusahin aja kok".
Dan lagi-lagi gue harus menunggu untuk mendapatkan tanda tangan.
Ya, inilah Valentine-ku. Di kampus dari pukul 6.00 sampai dengan pukul 5.00 sore. Memuakkan.
Ternyata, inilah jawaban dari pertanyaanku hampir dua tahun lalu, ketika aku membaca blog beberapa orang tentang kampus itu. Tentang betapa semerawutnya sistem di sana. But, this is the bad of my Valentine.
Sekarang gue lega, tidak akan ada lagi Valentine seperti ini.
No comments:
Post a Comment