Sunday, 24 February 2013

Nilai VS Ilmu

Nilai gue 100 loh.
Nilai gue cuma 50 aja.
Makanya kayak gue dong. Nyontek. Gitu aja ribet
Pernah gak sih ngalamin hal kayak gitu? Pasti pernah.

Ngeselin emang. Kadang orang kayak gitu mesti dibumihanguskan dari bumi pertiwi ini. Kadang gue suka mikir, kenapa yah harus mengutamakan nilai?

Nilai mencerminkan kecerdasan seseorang, akan tetapi kalau udah menyangkut contek menyontek, di mana cerminannya?

Kadang  gue juga suka bingung, apa enggak terlalu manjain anak bangsa ya, guru yang selalu ngasih nilai karena kasihan itu salah enggak ya?

Sebagai ilustrasi :

hs 1 : Pak, kok saya dapet nilai E sih? Kan saya rajin masuk, tugas full, ujian ikut.
Dosen A : Loh nilai E kan kriterianya <50, mungkin nilai kamu jelek mulu.
Mhs 1 : Tapi saya kan rajin masuk Pak.
Mhs 2 : Pak, nilai saya kok E ya?
Dosen B : Kok bisa ya?
Mhs 2 : Iya, padahal saya rajin masuk loh, tugas full, ujian ikut.
Dosen B : Iya nanti saya cek.

Itu hanya ilustrasi saja. Lantas, menurut Anda, pendidik mana yang terbaik? Dosen 2?

Pasti banyak yang memilih dosen B, yang mau memperhitungkan absen dan segalanya demi memberi nilai kasihan. Namun untuk gue, dosen A jauh lebih baik.

Nilai adalah cermin kecerdasan. Apa jadinya jika selalu mendapat nilai kasihan? MANJA!! Nilai harus bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, tugas dari pelajar adalah mempertanggungjawankan nilai yang sudah diperolehnya.

Nilai memang penting, tetapi bagaimana dengan ilmu? Jauh lebih penting. Mahasiswa atau pelajar itu enggak boleh manja, gimana negara mau maju kalau manja? Dikit-dikit minta guru buat naikin nilai. Usaha yang lain dong.

Tidak percaya? Sudah banyak contohnya. Check this out, guys.

Ayam Bakar Mas Mono
Mas Mono adalah mantan seorng office boy, yang mungkin hanya tamatan SMA saja. Akan tetapi, Mas Mono adalah pemilik tempat makan Ayam Bakar Mas Mono yang sudah memiliki cabang di mana-mana. Bayangkan, berapa rupiah yang dia dapat dari franchise ayam bakar itu? LUAR BIASA.

Contoh lainnya adalah Arief Muhammad.
Melalui otaknya, dia menggunakannya untuk berkarya melalu salah satu media sosial. Lalu dia juga menulis buku dan skenario film. Siapa yang tidak tahu nyunyu.com, web kawula muda yang sedang marak digandrungi itu adalah web milik mahasiswa-mahasiswa tuna-wisuda seperti Arief Muhammad dan Alitt Susanto.

Sudah pasti nilai mereka jelek, karena itulah alasan mengapa sampai sekarang mereka belum menggarap skripsinya. Namun ilmu yang mereka miliki sangat banyak. Oleh karena itu mereka bisa seperti ini sekarang.

Jika ilmu sudah ada di kepalamu, maka masa depan ada di genggamanmu - mamanya Alitt.







No comments:

Post a Comment