Selamat sore November :*
Selamat sore bulan hujan.
Hari ini, tepat di hari kedelapan aku menapaki kakiku
di bulan hujan ini. Yap, aku sangat menyukai musim hujan. Musim di mana kodok
bernyanyi merdu, musim di mana hujan terjun bebas dari langit, musim di mana
banjir akan melanda bumi pertiwi. Aku suka air, aku suka banjir, tapi aku tidak
suka kodok.
Berbicara seputar kodok, aku mau kasih bocoran sedikit
tentang isi Greylicious, novel keduaku. Aku gak mau kalau Greylicious
bernasib sama seperti The Power of Blue yang luluh
lantah terserang virus.
Kali ini, gue masih menyajikan judul novel yang berbau
dengan warna. Sedikit bocoran saja, itu akan menjadi ciri khas gue, soalnya,
waktu SMA, kata guru bahasa Indonesia gue, setiap penulis pasti punya ciri
sendiri dalam tulisannya. Oke... oke... gue bukan guru bahasa Indonesia.
Greylicious, sebuah penantian besar yang sangat lama. Sebenarnya
ceritanya diangkat dari kisah SMA gue ditambah dengan imajenasi liar yang ada
di kepala gue, so, itu bukan sepenuhnya kisah nyata.
Sebenarnya, naskah itu sudah gue tulis sejak lulus
SMA, hampir satu setengah tahun lamanya, tetapi semua itu terkendala oleh
malasnya gue mengetik dan juga bingungnya gue mau membawa ke mana Greylicious
itu sendiri.
Banyak pihak yang bertanya-tanya tentang kelajutan
hidup anak gue yang satu itu, terutama pihak penerbit. Dan taraannngggg, sudah
lewatlah deadline novel gue, dan gue frustasi lagi.
Di hari bahasa kemarin, gue mendapat teman baru.
Seorang penulis asal Indonesia yang tinggal di Belanda, yang ternyata adalah
penulis yang bernaung di penerbit tempat gue bekerja dulu.
Si Mbak penulis itu memberi semangat gue untuk
menyelesaikan sisa-sisa naskah gue, dan gue pun bersemangat kembali.
Greylicious, sebuah kenangan di masa terindah gue. Masa di mana
hidup yang sesungguhnya pernah gue rasakan. Novel ini beraliran romance. Iya,
gue mengambil romance sebagai aliran novel gue karena tuntutan beberapa pihak.
Mungkin setelah gue punya nama besar di dunia kepenulisan, gue akan membuat
novel dengan aliran abstrak, sesuai dengan yang gue mau.
Bab yang paling gue suka adalah bab ketiga " RANIDAPHOBIA". Bab paling menyenangkan menurut gue.
Inti dari kehidupan SMA gue. Cinta dan phobia gue akan kodok.
Bab tentang
seseorang spesial di masa SMA gue. Cinta pertama tepatnya. Novel gue ini juga
berisi tentang wejangan-wejangan yang gue sendiri sebagaiu penulisnya gak
ngerti kenapa gue bisa nulis seperti itu. Pokoknya, Greylicious akan menjadi
seperti sebuah diari bagi anak SMA. Akan menjadi spesial sama seperti
spesialnya warna abu-abu dalam kehidupan anak SMA.
Novel gue
yang satu ini pasti tebit. Pasti. Setidaknya di tahun 2013 nanti :)
No comments:
Post a Comment