Saturday, 14 July 2012

Sejuta Cinta Untuk Arya



Hari ini masih di bulan Juli, jadi gue masih mau menulis bertemakan cinta. Ehem... Cinta, gue mau membahas tentang Arya, tentang sejuta cerita bersama Arya yang terjadi dalam hidup gue belakangan ini.

Gue ga perlu banyak cerita lagi mungkin yah tentang siapa Arya sebenarnya, kalian cek saja di postingan sebelumnya. Banyak gue bahas juga kok.

Di bulan ini gue sakit, gue juga enggak ngerti gue sakit apa, sepertinya gue kelelahan. Dari awal bulan, gue sudah merasa ada yang tidak beres dengan tubuh gue. Tugas seabrek, makan fast food dan junk food membuat tubuh gue sekarat. Hari Sabtu gue mengalami frustasi yang amat dahsyat. Inilah awal bobroknya tubuh gue.

Minggu, tubuh gue sudah benar-benar nge-drop dan gue terpaksa harus mau periksa darah. Minggu malam gue dipaksa untuk puasa. Sambil belajar untuk UAS hari senin, yah gue mau ga mau ya puasa. Gue bersikeras untuk bisa ikut UAS satu mata kuliah hari senin. Kenapa? Karena gue sudah menelantarkan mata kuliah yang satu itu ketika UTS. Mau dapet nilai apa gue?

Senin pun datang, tapi dokter Nino tak kunjung datang. Iya dokter kesayangan gue itu, yang ganteng itu, yang Arab itu lagi cuti, entah cuti apa. Gue pun diambil darahnya, tiba-tiba gue keinget Raffa. Raffa pernah meminta gue untuk mendonorkan darah gue untuk dia ketika dia sedang mencari donor darah. Tapi hello ini bukan sinetron atau FTV yang romantis, di mana peran utama prianya sekarat dan peran utama wanitanya memiliki darah yang sama dengan peran utama pria lalu peran utama wanita mendonorkan darahnya untuk peran utama pria, lalu peran utama pria berkata "Terimakasih sayang, di dalam tubuhku ini terdapat darahmu, darahku dan darahmu menyatu di dalam tubuhku. Aku mencintamu sayang" TAMAT. Ini bukan sinetron Raffa, bukan!

Inilah rasanya menikmati sebuah jarum yang menusuk urat nadi. Darah segar yang keluar begitu saja tanpa peduli apa yang dirasakan oleh pemiliknya. Benar-benar sakit. Sakit sekali. Darah itu merah raffa. Darah itu segar. Begitu segar. Amat segar!

Lalu mendadak tubuh gue lemas, kepala pusing, mata pun bermasalah. Dokter lalu mengecek tensi gue. Aneh, iya aneh sekali, tensi gue normal, 120/80. Ga pernah tekanan darah gue setinggi itu, paling juga 80/60 sampai-sampai dokter Nino pernah bilang "Kamu ga pernah jatuh cinta ya? Kok rendah banget sih?" Dokter Nino selalu berkata demikian, coba kalau dokter Nino yang periksa tekanan darah gue, gue yakin dia akan berkata "Swisca, kamu jatuh cinta sama siapa?" lalu gue pasti akan menjawab "Sama dokter". Bukan... Bukan.. ini bukan sinetron atau FTV romantis.

Gue suka banget sama dokter Nino, karena dokter yang satu itu memiliki selera humor yang cukup tinggi, yah selain tampan juga tentunya. Dokter Nino selalu membuat gue sembuh. Kalau gue pergi ke dokter manapun, ya baru akan sembuh kalau dokter Nino yang menangani. #cepat pulang dr. Nino #ga mau lama-lama sakit #apa kabar nasib UAS?

Tekanan darah gue normal waktu hari senin, tapi gue rasa itu salah. Kenapa? Kepala gue pusing sekali dan kaki gue mudah sekali untuk kesemutan. Itu kan ciri-ciri kalau tekanan darah gue lagi rendah banget. Dan karena gue pusing dan sebagainya, batallah gue UAS. Mata gue, iya mata gue buram, ga bisa melihat dengan jelas. Ulu hati gue juga sakit, mungkin karena puasa dan asam lambung gue naik.

Hari kedua, selasa kemarin, gue kembali kontrol. Apa yang terjadi saudara-saudari?
Gue pingsan. Kaki gue lemas, mata gue seketika buram. Ada tampak cahaya silau dan dalam sekejap ada Arya yang berdiri tegap. Begitu tampan, bijaksana, dan berwibawa. Benar-benar sosok yang gue rindukan selama ini. Dan seketika pun gue pingsan.

Arya terlihat tersenyum. Selama ini gue bergelut dengan batin gue. Gue meminta izin kepada Arya untuk mengikhlaskan gue untuk menjadi seorang guru, bukan untuk menjadi seorang dokter. Mungkin kemarin itu adalah jawabannya. Ketika Arya tersenyum, gue yakin dia meng-iya-kan permohonan gue itu.

Gue beruntung mendapatkan sejuta cinta dari Arya. Terimakasih Arya telah membuat gue bangkit lagi.
Terimakasih juga untuk teman-teman SMA gue yang sudah peduli sama gue yang lagi sakit. Terimakasih Vanny, terimakasih managerku sayang, Hildadudedo :* Kalian memang yang terbaik yang pernah ada. Terimakasih sudah membuat aku bersemangat lagi.

Arya, terimakasih untuk semuanya. Selama satu tahun ini aku memang belum mengikhlaskan kepergianmu. Tetapi, hari ini aku janji, aku ikhlas kamu pergi. Kamu akan selalu ada dalam memori dan hatiku. Terimakasih untuk sejuta cinta yang telah kamu berikan selama ini. Terimakasih telah menjadi seseorang spesial dalam hidupku. Aku akan segera mencari penggantimu. Seseorang yang tentu akan berbeda darimu. Seseorang yang pasti akan menjagaku dengan baik. Dia pasti akan berbeda denganmu karena kamu itu spesial, tiada orang yang sama sepertimu. Aku sudah siap untuk mengganti dirimu dengan oranglain dalam hatiku.

Dirimu dan cintamu adalah satu pembelajaran berharga dalam hidupku. 

No comments:

Post a Comment